Gedung Danadyaksa Cikini, Jl. Cikini Raya No.91A-D, Menteng, Jakarta Pusat
Call Center 134, +62-21-23507011
Peserta kegiatan Sospro PK-227 saat berfoto bersama dengan para narasumber

Berita | 19-03-2024

Sospro PK-227: Melestarikan Jamu Tradisional dan Pemanfaatannya untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Penulis
Tony Firman

Fotografer
Dok. Panitia Sospro PK-227

Jakarta, 19 Maret 2024 - Jamu adalah ragam pengobatan tradisional nusantara yang diramu dari berbagai tanaman berkhasiat. Keberadaan dan perannya terus digunakan dan berkembang hingga saat ini. 

Pada 6 Desember 2023 lalu, jamu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Ini sekaligus memantik PK-227 Djamoe Dwipantara untuk mengatakan social project terkait pelestarian jamu tradisional dan pemanfaatannya untuk pengobatan alternatif penderita trakeostomi. 

Kegiatan ini mengundang apoteker Joko Kawiyanto sekaligus Kepala Farmasi di Borobudur Health Industry yang memaparkan terkait seluk beluk jamu. Secara umum saat ini produk jamu terbagi menjadi tiga yaitu jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. 

Riset obat bahan alam dilakukan berdasarkan survei pasar dan tren sesuai quality by design. Penelitian OHT dan fitofarmaka memerlukan uji pra-klinik dan klinik sebelum dilakukan standarisasi bahan baku.

Secara peluang jamu memiliki potensi pasar yang besar karena adanya tren back to nature pasca COVID-19. Tantangannya adalah kualitas jamu yang tidak merata, kurangnya pengetahuan herbal, penerapan CPOTB 2021, dan persaingan dengan farmasi dan obat tradisional lain.

Sedangkan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc memaparkan tentang dokumentasi sejarah jamu, cara pembuatan dan klasifikasi jamu, standarisasi jamu di Indonesia, manfaat antioksidan pada jamu bagi kesehatan, ragam jamu gendong, dan penelitian tentang jamu.

Menurutnya, perlu ada penelitian lanjutan untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan jamu sesuai standar mulai dari bahan baku sampai produk. Selain itu, perlu dukungan multidisiplin antara pemerintah, industri, akademisi, peneliti, dan masyarakat untuk memperbaiki kualitas, kuantitas, dan kontinuitas jamu sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Jamu dan obat tradisional juga berpotensi untuk jadi pendamping dalam proses pengobatan konvensional untuk mengakomodasi kebutuhan  golongan masyarakat tertentu, seperti anak berkebutuhan khusus pengguna trakeostomi yang menderita GERD.

Kunyit diketahui bisa menjadi obat komplementer untuk penyakit GERD. Agar pemakaiannya dapat lebih diterima dan membawa kebermanfaatan, diperlukan penelitian serius untuk dapat dimanfaatkan dan diterima lebih luas dengan standarisasi yang telah ditetapkan.

Kegiatan proyek sosial PK-227 terkait jamu ini dilakukan secara hybrid. Diikuti sebanyak 157 orang secara luring di Restoran Amo’s Kitchen, DKI Jakarta. Sedangkan 125 orang tampak mengikuti paparan secara daring via zoom.

Proyek sosial dilakukan pasca kegiatan pembekalan Persiapan Keberangkatan selesai dilakukan. Setiap angkatan PK dipersilahkan untuk menentukan kegiatan yang akan disuguhkan dalam proyek sosial kepada masyarakat luas.