Gedung Danadyaksa Cikini, Jl. Cikini Raya No.91A-D, Menteng, Jakarta Pusat
Call Center 134, +62-21-23507011

Risprostory | 16-01-2023

Hikapel, Inovasi Melon yang Seukuran Buah Apel

Penulis
Tony Firman

Fotografer
Dok. Tim Humas UGM

Melon adalah salah satu buah favorit masyarakat Indonesia. Melon memiliki rasa yang manis, tinggi air, serta mengandung vitamin dan mineral. Namun, ukuran melon yang cenderung besar dan berat terkadang membuat melon kurang praktis saat dibawa atau disimpan. Adalah Prof Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang kemudian melakukan riset dan menghasilkan buah melon kultivar baru seukuran buah apel. Melon mini ini diberi nama Hikapel.

Kisah Hikapel sebenarnya bermula dari celotehan emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta. Kala itu pada tahun 2011, para emak-emak ini ditawari produk hasil riset melon Budi Daryono sebelumnya, yaitu Melodi Gama 1, 2, dan 3, melon GMB, serta Tacapa yang dirakit dari tahun 2008 sampai 2010. Para emak-emak ini kemudian mengeluhkan kondisi buah melon yang berat dan besar.

“Dari sana, saya kemudian berpikir keras supaya nyenengkan emak-emak nih. Caranya gimana, ya karena kita punya kemampuan ilmunya dan juga teknologi kemudian lahirlah Hikapel.” ujar Budi Daryono yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Biologi UGM, dikutip dari pernyataannya di Instagram UGM pada 5 Januari 2023.

Hikapel memiliki bobot antara 300 sampai 700 gram saja. Karena mungil, Hikapel bisa dipegang dengan satu genggaman tangan atau disebutnya handy melon. Rasa Hikapel sama seperti melon pada umumnya yang manis dan harum aromanya. Sedangkan untuk warna daging buahnya adalah oranye, bukan hijau.

Kandungan nutrisi pada Hikapel terutama beta karotin dan antioksidan diklaim yang tertinggi di Indonesia. Hikapel juga mengandung Vitamin C dan beberapa mineral lainnya. Selain itu, masa tanam melon Hikapel relatif singkat yakni 60 hari saja dibanding Melon pada umumnya yang butuh waktu 90 hari. Dalam satu tanaman, dapat menghasilkan dua hingga empat buah Hikapel.

Inovasi melon Hikapel yang pertama kali lahir pada tahun 2015 ini tidak lepas dari dari program bantuan Dana Riset Inovatif-Produk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP) tahun 2014 - 2016 dan 2015 - 2017. Hikapel merupakan salah satu hasil inovasi di bidang pertanian yang dikembangkan oleh tim Gama Melon Fakultas Biologi UGM.

Tidak hanya berhenti di temuan riset, Budi Daryono dan timnya mengembangkan melon Hikapel sebagai komoditas nasional dan ekspor. Kini, Hikapel berhasil menembus pasar perdagangan buah yang cukup kompetitif dan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar. Buah ini dapat dijumpai di sejumlah swalayan atau ritel di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Melon Hikapel dijual seharga Rp35.000 per kilogram, sedangkan untuk melon biasa dijual seharga Rp10.000 per kilogramnya.

Budi Daryono dan tim Gama Melon sudah berfokus meneliti buah melon selama kurang lebih 25 tahun terakhir. Selama ini, mereka telah berhasil menghasilkan inovasi sebanyak 17 produk dengan 16 diantaranya bisa dikonsumsi dan satu dimanfaatkan untuk industri kosmetik. Melon-melon hasil riset ini dibudidayakan di sejumlah tempat di Yogyakarta seperti Madurejo, Kalasan, dan Panggang.

“Kami berharap juga, hasil-hasil riset khususnya di tim kami bisa terus berkembang menyesuaikan tadi, situasi kondisi. Dan juga, kita bisa berkontribusi untuk kesehatan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.” tutup Budi Daryono.