Bandung, 12 September 2023 - Senyum para petani bakal lebih mengembang dengan alat ini. Pekerjaannya dapat lebih ringan dan praktis untuk meraih kualitas panen yang kian maksimal. Alat itu bernama Si Soil yang punya fungsi untuk memperkuat dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Bentuknya mungil tapi manfaatnya besar sekali. Cukup dengan menancapkan Si Soil ke tanah, alat ini mampu mengetahui kadar nitrogen, fosfor, kalium (NPK), pH, dan kelembaban suatu tanah/tanaman dalam hitungan menit. Tingkat kesuburan tanah juga dapat dilihat dari mana saja dan kapan saja tanpa harus datang ke lahan.
Si Soil diciptakan dari sebuah permasalahan yang dialami petani di lapangan. Problem para petani yang umum dijumpai adalah kesulitan untuk mengetahui kondisi tanah yang akan ditanami.
Mereka selama ini harus menunggu hasil analisis dari laboratorium yang bisa memakan waktu satu sampai dua bulan.
Begitu juga dengan proses pemupukan. Dengan alat ini tentunya petani dapat dengan mudah dan lebih akurat untuk tahu kapan waktunya tanaman harus dipupuk. Si Soil dapat mengatasi masalah ini semua dengan praktis dan memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Si Soil dikembangkan oleh Dr. Doan Perdana S.T., M.T. selaku ketua riset sekaligus Direktur Pusat Riset Advanced Creative Networks Universitas Telkom. Ia dibantu 10 anggota timnya memulai riset Si Soil sejak tahun 2020 dengan pendanaan riset dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan melalui skema RISPRO. Selama tiga tahun pendanaan, Si Soil mendapatkan dukungan total mencapai Rp4,192,224,000.
Riset inovasi Si Soil ini turut menggandeng peneliti senior dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dan melibatkan kelompok tani Kisno Mulyo 5 Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.
Direktur Fasilitasi Riset LPDP Wisnu Sardjono Soenarso yang hadir dalam peluncuran Si Soil mengapresiasi hasil riset ini yang telah menjadi produk luaran. Ia mendorong terus agar Si Soil dapat kian optimal dan bisa segera masuk pasar untuk digunakan para petani.
“Informasi yang kami dapatkan, Si Soil ini telah memiliki tingkat akurasi 88 - 90 persen. Tentunya ini sudah dapat dikatakan baik, dan kami dorong agar dapat terus ditingkatkan agar akurasinya semakin tinggi” ujar Wisno dalam sambutannya.
Wisnu juga menyampaikan pendanaan RISPRO kepada Universitas Telkom selama ini sudah cukup banyak dan terus berjalan. Sejak 2013 hingga sekarang, ada 30 proyek riset di Universitas Telkom yang didanai LPDP. Sebanyak 11 proyek riset telah selesai didanai dengan total biaya 14 miliar lebih. Sedangkan riset on-going sebanyak 19 proyek dengan total pendanaan 11 miliar lebih