Gedung Danadyaksa Cikini, Jl. Cikini Raya No.91A-D, Menteng, Jakarta Pusat
Call Center 134, +62-21-23507011

Risprostory | 27-01-2022

Tim RISPRO LPDP Tinjau Kemajuan Riset Kebencanaan Terkini di Universitas Syiah Kuala Aceh

Penulis
Dimas Wahyudi, M. Lukmanul Hakim

Fotografer
Dimas Wahyudi

Bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi serta gempa telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak dulu hingga kini. Hal ini tidak terelakkan mengingat Indonesia berada pada wilayah yang disebut dengan Cincin Api (Ring of Fire). Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi konkret melalui riset inovatif upaya mitigasi/penanggulangan atas potensi bencana yang akan berdampak pada nasib masyarakat luas. Menjawab tantangan tersebut, Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh kini sedang menggarap riset kebencanaan hasil pendanaan RISPRO LPDP, yakni riset invitasi berjudul SupeRISKa: Sistem Pendukung Keputusan untuk Pembiayaan dan Asuransi Resiko Bencana Berbasis Karakteristik Ancaman yang diketuai oleh Dr Syamsidik.

Dalam agenda kunjungan Monitoring dan Evaluasi, Direktur Fasilitasi Riset LPDP bersama tim berkesempatan meninjau langsung progres/capaian sementara kedua proyek riset tersebut, Selasa (18/1/2022). Acara Monev diawali dengan pembukaan di gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala.

Dalam sambutannya, Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU ASEAN Eng., mengungkap adanya arah perbaikan terhadap iklim kegiatan riset, terlebih dengan adanya dana abadi penelitian kelolaan LPDP yang juga kini semakin banyak dimanfaatkan perguruan tinggi khususnya tempatnya mengabdi.

"Menurut data kami, ada 21 hibah yang saat ini sedang berjalan dan didanai LPDP. Yaitu 1 hibah untuk skim Rispro Invitasi, 1 hibah untuk skim Rispro Competition, 4 hibah untuk Rispro Mandatory (Prioritas Riset Nasional), dan 1 hibah didanai  Rispro International Collaboration, dan 14 hibah Riset Keilmuan" ungkap Rektor.

Ia juga menuturkan bahwa sebagai salah satu dari pilar utama Tri Dharma perguruan tinggi, riset dan pengembangan memang perlu diberikan stimulus bukan hanya untuk perkembangan ilmu pengetahuan namun juga yang terpenting dapat memberi dampak luas bagi masyarakat.

Kehadiran Direktur Fasilitas LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso juga menuturkan bahwa tujuan kegiatan Monev ini adalah ajang diskusi untuk membedah arah, kemajuan, dan kendala yang dihadapi para periset. Hal ini adalah wujud tanggung jawab RISPRO LPDP yang bukan hanya sebagai penyedia dana namun juga melakukan proses pendampingan hingga riset benar-benar selesai.

Kehadiran pendanaan riset RISPRO LPDP adalah wujud komitmen pemerintah untuk mendukung tumbuhnya iklim inovasi dan pengembangan ilmu di Indonesia. “Saya ingin mematahkan mitos bahwa masalah riset di Indonesia itu soal pendanaan, sekarang saya tantang perguruan tinggi, lembaga litbang, punya riset apa? Tawarkan saja proposalnya, berapa pun biayanya kami siap bayar”, terangnya.

Selain melakukan monitoring dan evaluasi atas pendanaan Rispro Invitasi, Tim pada saat bersamaan juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pendanaan Rispro Kolaborasi Internasional bekerja sama dengan Dana Ilmu Pengetahuan Internasional (DIPI) yaitu penelitian “Toward National Standar for Technical Specification of SARS-cOv-2 Patient Isolation Chamber”, diketuai oleh Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU ASEAN Eng.

Selepas pertemuan pembuka di gedung AAC Dayan Dawood, tim reviewer kemudian dibagi menuju dua lokasi penelitian, yakni di Fakultas Teknik untuk riset terkait Patient Isolation Chamber dan gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) untuk riset SUPERISKA.

SUPERISKA: Strategi Jitu Tangkal Risiko Fiskal

Keadaan geografis Indonesia menempatkannya dalam 39 negara paling rawan bencana di dunia. Proyeksi kerugian ekonomi akibat bencana alam diperkirakan mencapai Rp. 22,8 triliun per tahun, sedangkan pembiayaan pemerintah untuk bencana berdampak besar hanya tersedia kurang lebih Rp3-4 T per tahun. 

Artinya, kesenjangan pembiayaan telah dan akan menyebabkan Indonesia semakin terpapar risiko fiskal yang tinggi akibat bencana alam. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dengan melibatkan sumber pembiayaan di luar APBN/D, diantaranya asuransi, diperlukan agar Indonesia dapat memiliki ketahanan atas bencana.

Riset SupeRISKa besutan Dr Syamsidik menjawab tantangan tersebut melalui tiga cara, yakni:

  1. Merumuskan model risiko bencana untuk pembiayaan dan asuransi risiko terhadap Barang Milik Negara (BMN) dan Barang Milik Daerah (BMD) di seluruh Indonesia berdasarkan skenariop berbagai jenis ancaman.

  2. Merumuskan strategi pembiayaan risiko bencana terhadap aset BMN dan BMD di seluruh tingkat nasional maupun daerah.

  3. Menyediakan Decision Support System (DSS) untuk Model Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana terhadap BMN dan BMD.

“Melalui riset ini diharapkan mampu memperkuat stabilitas keuangan tetap terjaga sehingga daerah mampu bangkit lebih cepat guna membantu masyarakat”, ungkap ketua peneliti, Dr Syamsidik.

Ada setidaknya 9 jenis ancaman bencana yang akan dipetakan dalam pemodelan pembiayaan risiko terhadap BMN dan BMD dalam riset ini, yakni gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, karhutla, kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, hingga letusan gunung berapi. 

Kegiatan pemaparan monec dilakukan di Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), didampingi oleh Sekrertaris LPPM, Dr Sulastri MSi, bertindak sebagai reviewer adalah Prof. Dr. Ir. A. M. Imran dari UNHAS yang hadir secara daring.

ToNS-PIC: Wujudkan Standar Ruang Isolasi Paling Aman untuk Pasien dan Nakes

Hampir dua tahun sudah kita hidup di era pandemi, tak hanya kerap kehilangan pasien, penularannya di area fasilitas kesehatan ternyata juga menjatuhkan banyak korban dari kalangan tenaga kesehatan. Hal ini membuktikan adanya kekurangan pada standar ruang isolasi di fasilitas kesehatan.

Riset ini telah mewujudkan sebuah model ruang isolasi dengan menyesuaikan terlebih dahulu aspek kelembapan dan temperatur pada sifat alami virus COVID-19, dalam ruang isolasi tersebut juga diteliti bagaimana seharusnya sistem aliran udara itu dibentuk untuk menghalangi penyebaran virus baik melalui percikan maupun udara. 

 “Harapan besarnya sebenarnya agar nakes tak perlu lagi memakai APD yang ribet seperti saat ini, karena potensi penyebaran itu sudah teratasi dengan sistem aliran udara yang ada di dalam ruang isolasi, tak hanya untuk COVID-19 sebenarnya, namun juga bisa diimplementasikan untuk penyakit-penyakit menular lainnya”,ungkap ketua peneliti, , Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU ASEAN Eng.v

Hasil dari riset ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan ruang-ruang isolasi untuk penyakit-penyakit mudah menular di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.

Peserta kegiatan monev juga diajak meninjau langsung mockup/contoh ruang isolasi yang telah dibuat, berlokasi di laboratorium Fakultas Teknik, Unsyiah didampingi oleh Ketua LPPM USK, Prof Dr. Taufik F Abidin SSi M Tech., bertindak sebagai reviewer adalah Dr. Bagus Nugroho dari UniMelb Australia yang hadir secara daring.